Kerinduanku

Berderak kecil suara pintu rumah tua Terlihat dari pintu kipas angin berdiri sendiri Debu tebal menandakan bahwa sudah lama rumah ini ditinggal Kenangan-kenangan kecil di setiap sudut rumah membuatku meneteskan air mata Air mata kerinduan terhadap hadirnya seseorang Sesekali aku seka air mataku namun tak habisnya keluar Sebelas tahun berlalu engkau meninggalkan Kita Air mata tak kunjung berhenti Kepada Laki-laki yang selalu kurindukan di rumah ini Kenangan kita, akan selalu aku kenang dan kuceritakan kepada anak-anakku kelak Betapa bangganya seorang anak dari anak perempuanmu kepadamu Hari mulai sore, aku yang masih duduk kebingungan Adzan maghrib berkumandang Kusudahi saja kesedihan untuk hari ini Kepada laki-laki yang kupanggil Eyang Kakung Semoga Kita bisa bertemu Kembali di SyurgaNya Tulisan ini dibuat di rumah eyang Makassar, 18 Juni 2021 Fikas Fabulostellar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IX-C in Asy-Syukriyyah

Kala itu

curhatan bulan ramadhan